
Apalagi di tambah dengan dua budaya yang berbeda...kalau dari suku *maaf ya bukan mau main suku loh...* yang sama kadang toleransi bisa lebih diperlebar karena mungkin punya kebiasaan yang kurang lebih sama. tapi sekarang ini saat suku bukan masalah *karena banyak orang tua dulu maunya anaknya nikah dengan pasangan yang sesuku*, tingkat toleransi pasti harus jauhhhhh lebih besar..ya itu, karena perbedaan adat, budaya, dan bahkan pandangan. yang sudah sesuku saja kalau ada pandangan hidup yang berbeda dari dua keluarga yang imbasnya ke gaya hidup si anak akan jadi masalah saat si anak masuk ke bahtera rumah tangga *jiyaaaa bahasanya... :D*
Contoh kecil yang dulu bikin saya keselllll banget sama si Mas adalah saat dia berkali-kali nyuruh saya untuk membiarkan adik saya menjadi lebih bertanggung jawab dengan hidupnya dan nggak sedikit-sedikit nyari kakaknya bahkan untuk menu makan siangnya. disitu saya jadi berkali-kali menentang omongannya walau di hati kadang berfikir kalau omongannya ada benarnya..tapi saya nggak ikhlas juga :D. begitu juga sebaliknya, saat ada satu kritikan yang saya lontarkan untuk salah seorang keluarganya, langsung 1001 alasan keluar..
Mungkin balik lagi, cara mengkomunikasikan yang perlu diperbaiki. Tetapi belajar untuk saling memahami setiap anggoga keluarga 'bawaan' pasangan mungkin saat ini adalah cara yang paling pas *walau susahnya luar biasa* dan punya ikhlas luar biasa dengan segala kritikan atau masukan yang dilontarkan pasangan *tapi dia juga ikhlas gak? :-< * . karena saya yakin, nantinya taruhannya adalah keluarga kecil yang sedang kita buat :)
Ternyata berkeluarga berat juga yah...fuih...*ngelap keringet*
0 comments:
Post a Comment